Cerita Anak

Pakaian Baru Sang Raja (1)

Alkisah pada jaman dahulu hiduplah seorang Baginda Raja yang sangat menyukai pakaian. Koleksi pakaiannya sangat banyak karena hampir setiap hari yang ia urusin hanyalah model-model pakaian yang terus berkembang, tiada satu haripun ketinggalan untuk mengikuti perkembangan mode baik dalam maupun luar negeri.

Almari khusus untuk pakaian Sang Raja sangat banyak dan terus bertambah karena mode tak pernah berhenti dan selama itu Raja akan selalu membuat pakain dengan model terbaru.

Hingga pada suatu saat tiba hari untuk memperingati ulang tahun kemerdekaan kerajaan, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan rakyat karena akan banyak pertunjukan yang ramai dan banyak tamu dari manca negara yang tentu saja akan menambah penghasilan tambahan bagi rakyat, karena kebanyakan tamu-tamu akan membeli berbagai macam souvenir yang khas sebagai oleh-oleh.

Raja sangat bingnung dengan pakaian yang akan dikenakan pada acara puncak perayaan, semua pakaian yang dia koleksi rasanya sudah dipakai semua dan tidak baru lagi. Karena itu ia memutuskan untuk membuat sayembara dicari penjahit yang ahli dan dapat menciptakan pakaian yang tidak mungkin modelnya sama dengan orang lain.

Benar juga selang sehari sayembara itu disiarkan datanglah dua orang yang menyatakan sanggup untuk memenuhi permintaan Baginda Raja.

“Kami ingin mengikuti sayembara yang Baginda Raja adakan, tapi untuk menghasilkan pakaian yang diinginkan kami memerlukan benang yang kami buat dari emas…”kata penjahit yang bertubuh tinggi.

“Raja langsung terbayang pakaian yang sangat mewah, yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain apalagi bahan yang untuk membuatnya dari emas, sudah pasti pakain itu sangatlah indah.

“Baiklah berapa banyak emas yang kalian butuhkan akan aku penuhi asalkan pakaian itu jadi pada saat yang tepat di acara perayaan, bekerjalah sekarang di belakang istana, sudah aku siapkan semua peralatan dan emas yang kalian perlukan…” perintah Raja dengan riang.

Kedua penjahit itupun mulai bekerja dari pagi hingga petang, bunyi alat tenun mesin jahit ramai terdengar.

“Patih tolong lihat sudah seberapa jauh mereka bekerja, apakah pakaian yang akan aku kenakan akan jadi dua hari lagi…” perintah Baginda raja kepada patihnya.

“Baiklah Baginda…”

Patih pun menuju ke ruangan belakang untuk melihat kerja mereka,…

Betapa kagetnya patih karena pakaian yang sedang dibuat oleh kedua penjahit itu tidak ada, tetapi kedua penjahit itu seolah-olah asyik menenun dan menjahit seperti mengerjakan sesuatu yang nyata.

“Oh Tuan Patih yang datang…., Tuan Patih bagaimana menurut anda pakaian yang sedang saya jahit, indahkan…? Saya yakin Tuan Patih akan sependapat dengan saya karena hanya orang-orang yang bijaksana dan pintar saja yang dapat melihat pakaian ini…”kata penjahit yang bertumbuh pendek sambil tangannya memperagakan seperti memegang pakaian nyata.

“Iya, ya…pakaian ini sangat indah pasti Baginda Raja akan sangat menyukai…perayaan dua hari lagi Baginda minta pakaian ini harus sudah jadi…” jawab patih yang sebenernya dia tidak yakin dengan apa yang dia katakana tapi daripada malu dianggap orang yang tidak bijaksana dan bodoh.

“Bagaimana Patih, bagus tidak pakaian yang mereka kerjakan…? Tanya Raja antusias.

“E, indah Baginda …kalau Baginda mau melihat pasti akan terkagum-kagum apalagi pakain tersebut hanya bias dilihat oleh orang-orang yang bijaksana dan pintar…” jawab patih.

“Ah yang bener saja, hanya bisa dilihat oleh orang yang bijaksana dan pintar saja, ah aku jadi ingin melihat sendiri…”

Seperti patih, baginda juga mengangguk-angguk kepala sambil berkata…”Yah indah, indah sekali pakaian ini dan tentu saja aku orang yang bijaksana dan pintar, betulkan!?!…aku akan mengenakan pada saat perayaan nanti…sekarang lanjutkan pekerjaan kalian!” kata Baginda Raja yang sebenernya dalam hati merasa bingung juga karena tidak melihat sehelai benangpun, tapi sangatlah malu jika dianggap orang yang tidak bijaksana dan bodoh.

Hari perayaan yang ditunggu-tunggu tiba juga, rakyat berkumpul juga tamu-tamu. Hal yang paling ingin disaksikan rakyat adalah pakaian yang akan dikenakan Baginda Raja karena berita hanya orang yang bijaksana dan pintar saja yang bias melihat pakain tersebut, sudah tersebar seantero kerajaan.

Kedua penjahit datang seperti membawa pakain nyata yang kemudian dipersembahkan kepada Baginda Raja yang terus memakainya, dengan hati-hati mereka mengenakan pada tubuh Baginda Raja.

“Bagaiamana pakaian ini ,…indah sekali bukan “ kata Baginda Raja yang sebenernya risih karena merasa tidak memakai apa-apa.

“Ya, ya indah…Baginda kelihatan sanagt bijaksana, pintar sekaligus gagah perkasa….” Kata pengawal istana.

“Ya…benar…” pengawal kerajaan mengiyakan.

Dan acara berjalan dengan meriah sekali, mereka seolah-oalh tidak memperdulikan pakain yang dikenakan Baginda Raja…walaupun dalam hati masing-masing orang bertanda tanya besar, tetapi daripada dianggap tidak bijaksana dan bodoh lebih baik mereka diam.

Baginda rajapun sangat menikmati pesta kemerdekaan dan tampak tertawa-tawa karena bahagia dengan pakainnya, hingga pada akhirnya terdengar teriakan anak kecil yang sangat polos …”Ibu, ibu….kasihan sekali Raja kita telanjang …apakah beliau tidak punya pakaian…!?!”

Seketika oran-orang terdiam dan memandang Baginda Raja yang memang telanjang tanpa sehelai benagpun, seketika wajah Baginda Raja berubah menjadi merah padam karena semua orang tak sanggup untuk tidak tertawa terbahak-bahak.

Baginda Raja sangat malu dengan peristiwa ini, beliau akhirnya menyadari telah ditipu oleh dua penjahat yang mengaku sebagai penjahit, emas yang ia berikan sebagai bahan membuat pakaian telah di bawa lari.

Sejak peristiwa itu membuat Raja berubah dan menjadi bijaksana, ia tidak lagi memikirkan pakain saja tetapi mementingkan urusan kerajaan, bagaimana membuat rakyatnya hidup makmur, tentram dan aman.

(Diceritakan kembali oleh kak Nenny, dari judul asli : The Emperor’s New Clothes-re write 03082010)

illustration source: google.com

Leave a comment