Cerita Anak

Cerita Anak: Pangeran Bertopeng (2)

Di Kerajaan Jingga Langit hidup  tiga pangeran bersaudara. Mereka adalah Rommy, Edward dan Albert. E dward dan Albert berwajah  tampan, sedangkan Rommy tak memiliki wajah setampan kedua saudaranya.

Edward dan Albert kerap kali mengejeknya. Meskipun begitu  Rommy tak pernah membalasnya.

 “Bunda apakah aku bukan anakmu?” Mengapa wajahku tak setampan saudaraku? bahkan orang-orang menjuluki aku “si buruk rupa”.Aku tak mau dihina terus  dan aku tak mau orang takut  berdekatan denganku.” Ujar Rommy suatu ketika.

“Kamu anak Ayah dan Bunda. Tak usah kau hiraukan ucapan orang. Oya, Bunda jadi ingat ada peninggalan topeng dari kakekmu.Topeng ini bukan sembarang topeng. Dengan memakainya, orang tak akan lagi mengekekmu. Tapi pesan bunda, kamu tetap harus menjadi pangeran yang baik hati, penolong dan tidak sombong.

“Ya, Bunda. Aku akan berubah meski tak ada lagi yang menghinaku,”janji Rommy.

Sejak itu, Rommy selalu memakai topeng peninggalan kakeknya dan tak ada lagi yang menghinanya. Hal ini membuat Edward dan Albert makin membencinya.Apalagi Rommy selalu menjadi kesayangan orangtua dan masyarakat. Sebab Rommy selalu mau menolong setiap orang tanpa membeda-bedakan.

Sementara itu, di Istana Biru Langit, Putri Rachel sedang gelisah.Raja menghendaki ia cepat menikahi seorang pangeran utuk menggantikan Raja yang sudah tua. Duna melancarkan rencana, Raja dan Permaisuri mengundang pangeran istana lain ke pesta pemilihan calon suami Putri Rachel. Berita itu didengar dan disambut dengan sukacita oleh Edward dan Albert. Tidak demikian dengan Rommy yang merasa rendah diri. Ia memilih untuk menyaksikan saja pesta itu bersama rakyat kebanyakan. Pesta yang dinantikanpun tiba. Pangeran dari berbagai negeri telah berkumpul dan ungin menyunting puteri Rachel yang cantik jelita. Acara dimulai dengan ramah tamah, lalu uji pengetahuan dan keahlian berperang. Persaingan sangat ketat dan beberapa peserta telah dinyatakan gagal. Tinggal beberapa orang yang bertahan, termasuk Edward dan Albert.

Sebagai ujian penentu, mereka harus mengalahkan seekor singa yang sedang kelaparan di arena pertandingan. Singa ganas itu menyerang tiap peserta tanpa ampun, tapi ia tidak memangsanya. Ia tinggalkan begitu saja para peserta yang telah kalah.  Hal ini juga terjadi pada Albert, hingga kesempatan tinggal dimiliki oleh Edward. Namun singa itu rupanya sudah kelelahan dan geraknya tak lagi lincah. Edward memang beruntung jadi peserta terakhir. Ia bertarung sengit hingga singa terpojok. Dengan berang, ia lalu hendak menusukan pedangnya ke tubuh singa. Tapi upaya itu tiba-tiba dicegah oleh Rommy yang muncul dari kerumunan penonton.

“Edward, jangan kamu sakiti singa ini!  Toh meski lapar,  ia tidak memangsa para peserta yang kalah. Ia hanya menjalankan tugas untuk bertanding dan melawan kalian,” teriak Rommy.

Mendengar hal itu, penonton bertepuk tangan dan memuji Rommy. Ia lalu bergegas menolong singa yang sudah tak berdaya. Tak lama kemudian, Raja mengumumkan bahwa Rommylah yang berhak mendampingi Puteri Rachel. Namun hal itu ditolak halus oleh Rommy karena ia tidak berani membuka topengnya.

“Pangeran bertopeng, bagaimanapun rupamu,aku percaya engkau akan menjadi pemimpin yang baik dan disegani,” ujar Puteri Rachel. Ia lalu menghampiri Rommy dan membuka topengmya. Betapa terpesonanya ia ketika melihat wajah di balik topeng itu.

“Pangeran wajahmu sungguh tampan. Mengapa kamu menutupnya dengan topeng?”

Tanya sang Puteri.

“Saya tampan?” Rpmmy tak percaya hingga akhirnya Pureri Rachel memberinya kaca.

Begitulah kenyataan yang terjadi pada Rommy. Topeng peninggalan kakeknya mengubah pemakainya menjadi rupawan seiring kebaikan perilakunya. Akhirnya Puteri Rachel menikah dengan Pangeran Rommy. Mereka memimpin negeri dengan arif dan bijaksana. Sementara itu, Pangeran Edward dan Albert merasa malu dan meminta maaf atas kesalahan mereka selama ini.

Cerita Anak

Cernak : Pangeran Bertopeng

PANGERAN BERTOPENG

Disebuah desa Kerajaan Jingga Langit hidup  tiga pangeran  kakak beradik, dari yang paling besar bernama Rommy, Edward dan Albert.

Edward dan Albert mempunyai wajah yang sangat tampan dan badan yang bagus, sedangkan Rommy walaupun dilahirkan oleh Ayah dan bunda yang sama tetapi tidak mewarisi wajah yang tampan seperti dimiliki oleh kedua saudaranya.

Walaupun sering mendapat penghinaan Rommy tidak pernah membalas dengan kemarahan, Edward dan Albert kerap kali mengejek Rommy dan meremehkannya, padahal Rommy adalah kakak tertua yang sepantasnya dihormati dan dicintai.

Kerap kali ayah dan bunda mereka menasehati Edward dan Albert agar tidak menyinggung perasaan kakaknya tetapi tak pernah dihiraukan oleh mereka.

“Bunda apakah aku bukan anakmu?” Tanya Rommy suati hari karena tidak tahan selalu di hina oleh saudaranya.

“Rommy tentu saja kamu anak bunda yang amat kami sayangi, tak usah kau hiraukan ucapan mereka.” Jawab Bunda.

“Tapi kenapa wajahku tidak setampan mereka, bahkan orang-orang menjuluki aku si buruk rupa, apa yang harus lakukan bunda? Aku tak mau dihina terus menerus dan aku tidak mau orang merasa ketakutan berdekatan denganku.”

“Anaku Bunda juga memikirkan keadaan kamu nak, Bunda jadi ingat ada peninggalan dari nenek moyang kita…benda itu berupa topeng dari kakekmu, mungkin dengan memakai topeng ini orang-orang tidak lagi mengejekmu juga saudara-saudaramu karena topeng peninggalan kakekmu ini bukan sembarang topeng, dengan memakai topeng tersebut keburukan wajahmu akan tertutup dan pesan bunda jangan sekali-kali kamu menjadi berubah dalam sikap sehari-hari, kamu harus tetap menjadi pangeran bunda yang baik hati, penolong dan tidak sombong.

“Bunda jangan khawatir Rommy tidak akan berubah walaupun nanti tidak ada lagi yang menghina diriku.” Janji Rommy.

Maka sejak itu Rommy selalu mengenakan topeng peninggalan kakeknya dan tak ada lagi yang menghinanya, karena memang wajah si buruk rupa sudah tertutup dengan sebentuk topeng. Hal ini membuat Edward dan Albert tambah membencinya apalagi Rommy selalu menjadi kesayangan orang tua dan lingkungan sekitarnya karena dia selalu mau menolong setiap orang yang memerlukan pertolongan tanpa pernah membedakan kasta.

Alkisah  dilain tempat di diistana Biru Langit, puteri Rachel sedang gelisah karena sang raja menghendaki dia cepat memilih pangeran yang siap dijadikan suami untuk menggantikan kedudukan sang raja yang sudah tua, demikian premaisuri juga mendesak agar puterinya cepat menggantikan segala urusan kerajaan yang menjadi beban  bagiannya.

Untuk melancarkan rencana sang raja dan premaisuri mengundang semua pangeran diluar istana Biru Langit untuk dating ke pesta pemilihan calon suami untuk puteri Rachel, demikian juga para pemuda-pemuda yang merasa memiliki kemampuan berperang yang bagus dan kepandaian dalam ilmu pengetahuan.

Berita pesta pemilihan itu tentu saja terdengar seantero pelosok negeri, tak ketinggalan oleh Pangeran Edward  dan Albert.

Kedua kakak beradik itu tentu saja menyambut berita ini dengan suka cita, tidak demikian dengan Rommy yang merasa tidak memiliki kriteria yang diajukan oleh sang raja dan permaisuri  istana Biru Langit, ditambah wajah buruk di balik topengnya menambah rasa rendah dirinya.

“Ayah , Bunda… Edward dan Albert akan mengikuti pesta pemilihan yang diselenggarakan istana Biru Langit, ayah dan bunda tidak perlu khawatir kita tidak  akan kalah dalam acara ini. Ilmu berperang dan pengetahuan kami pasti tidak tertandingi, kami pasti memenangankan seleksi ini, “ ucap Edward dengan sombong.

“Benar kata kak Edward, kami akan membuat ayah dan bunda bangga karena kita akan memenangkan acara ini dan menambah luasnya kekuasaan istana kita.” Tambah Albert.

“Bagaimana  kamu Rommy apakah kamu tidak tertarik untuk mengikuti pesta Raja? Tanya Bunda.

“Bunda rasanya Rommy tidak mungkin mengikuti pesta tersebut biarlah Rommy menyaksikan pertandingan saja bersama rakyat kebanyakan, semoga Edward dan Albert dapat memenagkan pertandingan ini,” jawab Rommy merendah.

“Sudahlah ayah, bunda tidak perlu memaksa Rommy untuk ikut, kasihan Puteri Rachel kalau melihat wajah Rommy yang sebenenya…pasti dia akan lari ketakutan,” celetuk Albert.

“Iya betul sekali saudaraku.” Edward menimpali.

Pesta pertandingan yang mendebarkan kunjung tiba, banyak sekali pangeran dari berbagai negeri mengikuti acara tersebut, tidak ketinggalan para pemuda tampan dan ahli berperang mengikuti nya, mereka benar-benar ingin menyunting puteri Rachel yang cantik jelita.

Acara dimulai dengan ramah tamah kemudian uji ilmu pengetahuan dilanjutkan keahlian berperang, persaingan sangat ketat.

Beberapa dari peserta akhirnya gugur karena ada yang gal dalam uji ilmu pengetahuan dan ada pula yang gagal dalam berperang. Tinggal beberapa orang yang dianggap memenuhi kreteria termasuk Edward dan Albert, sebagai ujian penentu adalah siapa yang dapat mengalahkan seekor singa yang sedang kelapaarn di arena pertandingan dengan dipertontonkan rakyat bayak.

 Singa yang kelaparn itu amat ganas, menyerang satu persatu peserta tanpa ampun, namun demikian singa itu tidak memangsanya, ia tinggalkan begitu saja para pemuda dan pangeran yang pingsan kalah menghadapinya. Hal ini juga terjadi pada Albert yang tidak bisa mengalahkan serangan singa lapar tersebut.

Hingga akhirnya kesempatan tinggal dimiliki oleh Edward, semua peserta sudah menyerah kalah. Edward bertarung dengan sengit, demikian juga singa tersebut tapi, singa sudah sangat kelelahan dan Edward adalah peserta terakhir yang  dilawan, gerakannya tidak bisa selincah dan segarang diawal-awal melawan para kontestan. Edward memang beruntung dia peserta terakhir dimana singa sudah kelelahan, dan tanpa ampun singa lapar itu akhirnya terpojok.

“Matilah kau singa keparat…!” teriak Edward dengan berang, lalu menusukan pedangnya ke tubuh singa.

Singa meraung kesakitan dan terkulai tak berdaya, Edward semakin pongah ia tusukan untuk kedua kali pedangnya namun tiba-tiba, “Edward cukup! Jangan kau sakiti singa ini lagi,” teriak Rommy yang tiba-tiba loncat dari kerumunan penonton yang begitu banyak.

“Heh apa-apaan kamu Rommy, kamu mau menghalangi kemenanganku!! Minggir atau kutusuk kau sebagai pengganti singa keparat itu !”

“Edward aku mohon kasihinilah singa ini, dia tokh tidak berlaku jahat dengan kita,walaupun dia lapar, dia tidak memangsa para peserta tapi hanya menjalankan tugas saja untuk bertanding dan melawan kalian semua, dan dia tidak membunuh !” Teriak Rommy.

“Ah dasar sok pahlawan kau Rommy, terimalah serangan ku,” histeris Edward teriak dan  bertubi-tubi menyerang Rommy yang pontang-panting menagkis serangan mendadak.       

Menyadari saudaranya tidak terkendalikan Rommy berusaha menagkis serangan-serangan tersebut, terjadilah pertandingan ditengah arena antara kakak beradik. Tak ada seorangpun yang berani mencegah seolah-olah mereka seperti tersihir dengan adegan yang tidak terencana. Demikian sang raja, permaisuri dan puteri Rachel tidak mampu untuk mencegah, rasa penasaran akan keberanian kedua pangeran yang sedang bertanding mendorong rasa keingintahuan siapa yang akan jadi pemenag.

“Prang !” Pedang di tangan Edward jatuh dan Rommy dengan sigap menawan Edward yang pucat dan tidak percaya dengan kekalahannya.

Rakyat yang memang mencintai Rommy langsung bertepuk tangan bahagia atas kemenangannya, sedangkan Rommy cepat-cepat menolong singa yang terluka  membalut luka dengan pakainnya.

“Oh siapakah pemuda di balik topeng itu…” gumam puteri Rachel penasaran.

“Rommy! Rommy! Hidup Rommy! “Yel yel rakyat.

“Rakyatku akhirnya pertandingan ini selesai dengan disaksikan kalian kita tahu siapa yang berhak mendampingi puteriku!” Seru sang raja.

“Ha… ha…ha…siapa yang mau bersuamikan orang yang buruk rupa.”Teriak Edward.

“Ha…ha..ha..iya bener sekali saudaraku, Raja belum tahu wajah di balik topeng Rommy yang sesungguhnya, dia bermuka seperti setan, sangat buruk dan puteri Rachel yang ada hanyalah ketakutan!!” teriak Albert tidak kalah nyaring.

“Baginda Raja, benar apa yang barusan saudara-saudaraku sampaikan, wajahku sangatlah menakutkan karena itu saya tidak berani membuka topeng ini, biarlah Edward yang memenagkan pertandingan ini, karena memang dari awal saya tidak berminat untuk mengikuti pertandingan ini. Saya hanya mersa kasihan dan tidak tega dengan singa ini, jadi ijinkanlah singa ini saya rawat dan menjadi teman saya.”Ucap Rommy.

“Tidak!” hai pemuda bertopeng apapun rupa kamu, kamu adalah satu-satunya yang memenangkan pertandingan ini, aku percaya dengan kebaikanmu kamu akan menjadi pemimpin yang disegani!” Teriak puteri Rachel tiba-tiba.

“Maafkan saya , tapi Puteri akan takut sekali melihat wajah buruk rupa saya.”

Puteri Rachel turun dari temapt duduknya lalu dengan perlahan menghampiri Rommy dan membuka topeng penutup wajahnya, dan betapa terpesonanya dia ketika membuka wajah di balik topeng tersebut.

“Pangeran kamu sungguh tampan, kenapa kau menutupnya dengan topeng? kau tidak buruk rupa sama sekali…lihatlah…!”

“Saya tampan?” Rommy tidak percaya dengan perkataan putri sampai akhirnya  Puteri Rachel memberinya kaca.

Begitulah kenyataan yang terjadi dengan pangeran Rommy, topeng yang menutupi wajahnya bukanlah sembarang topeng, topeng sakti peninggalan leluhur istana akan mengubah seseorang yang memakainya akan semakin rupawan seiring dengan kebaikan perilakunya.

Akhirnya puteri Rachel menikah dengan pangeran Rommy, kedua saudaranya sangat malu dan meminta maaf atas kesalahan mereka berdua selama ini.

Pangeran Rommy dan Puteri Rachel memimpin negeri dengan arif bijaksana. Hingga tekenalah pangeran Rommy sebagai  Pangeran bertopeng yang bijaksana.

Ilustrasi : dok.pribadi & Google.com

Pesan Moral : Jangan Jadi orang sombong, selalu rendah hati

Tulisan Cernak lainnya :

1.http://dumalana.com/2011/04/08/cernak-pakain-baru-sang-raja/

2.http://dumalana.com/2011/04/07/cernak-sepatu-sepatu-fay/#more-3920

3.http://dumalana.com/2011/04/06/cernak-shine-yang-durhaka/#more-3904