Buku

Antologi Ketika Puisi Menjadi Bagian Kehidupan

Puisi Adalah Hidupku

Judul buku: Puisi Adalah Hidupku

Penulis: Dhee Shinzy Y. dan 100 penyair (nama 100 penyair ada di belakang cover)
Jenis buku: Antologi puisi
Penerbit: Leutika Prio
Tebal: 221 halm.
Harga: Rp. 45.400;Silakan sms 082138388988 atau inbox fb Leutika Prio untuk pemesanan.
Tulis nama/alamat/kodepos/jumlah/judul buku yang dipesan. atau untuk wilayah Bandung bisa dikolektfi oleh Dhee Shinzy Y. GRATIS ONGKIR SELURUH INDONESIA UNTUK PEMBELIAN MINIMAL 90.000;
……………………………………………………..
“100 Puisi karya 100 anak bangsa. Persembahan cinta untuk dia yang memiliki kelembutan hati, kelunakan jiwa, keanggunan berpikir dan keindahan dalam bertindak. Dia adalah orang yang memiliki kepekaan luar biasa terhadap segala intrik kehidupan. Karena puisi menjadi falsafah hidupnya setiap saat.”

Nama-nama penulis dan judul puisi:

Puisi Adalah Hidupku

1. Inilah aku dengan caraku (Tri Hastuti)
2. Puisiku, Obat Hatiku (Ghiyats Ramadhan)
3. Puisi Dawai Hati (Harlis Setyowati)
4. Sebab Puisi; Aku Mencari Jiwa di Lorong Waktu (Aa_Kaslan)
5. Ini Puisi (Chika Rei)
6. Sepotong Kata (Dafriansyah Putra)
7. Dia, puisi (Leni Nur Hikmah)
8. Pelabuhan Kedua (Kurnia Hidayati)
9. Harapan (Muhammad Abdurrahman)
10. Aku dan Selma (Tin Winardi)
11. Untaian Kata Bukan Fatamorgana (Asysyifa Azzam)
12. Bingkai Syahdu Puisi (Zahara Puteri)
13. Angin Kasmaran (Zahra Zhou)
14. Meniti Ruh Berjuang (Zya Verani)
15. Abang, Kenapa Kita ‘gak Nikah Aja Si… (Fauziah Muslimah)
16. Tanpamu Apa Artinya Hidupku (Asni Ahmad Sueb)
17. Kalbu Tak Sembarang Waktu (Abdullah Kholil)
18. Purnama di matamu, Ayah (Imam Apriansyah)
19. Bersamamu; Waktu (Padina Dariyanti)
20. Retak (Syarifah Bachrum)
21. Dalam Puisi (Zahra Qomara)
22. Keluh Rindu (Diki Elfira Martianingsih)
23. Kelabu Jingga (Iradati Rabbil Izzati)
24. Bait-bait Luka (Aiman Bagea)
25. Kasturi (Windu Mandela)
26. Kau, Hati yang Terdalam (Tubagus Rangga Efarasti)
27. Malam Untuk Bunda (Nur kamala sari)
28. Pada Kata… (Itsuki Nurmani)
29. Adegan (Agus Dwi Rusmianto)
30. Secarik Puisi Untuk Puisi (Nurhayani Nasution)
31. Kubalut Luka dengan Goresan Tinta (Maesaroh)
32. Serpihan Buih (Leily Nirwani)
33. Puisi Dara Anak Bunda (Ivo Feorentina)
34. Kepergianmu (Auni Nafeesah)
35. Puisiku,Bahasa Hatiku (Chandra Ayudiar Arie)
36. Rintihan Sang Pengagum (Muhammad Ery Zulfian)
37. Merajut Bahagia Bersama (Febri Mira Rizki)
38. Cahaya-Mu di Waktu Pagi (Karzel Syifa)
39. Ini (bukan) puisi (Maulana Sidik)
40. Enigma Rasa (Nyi Penengah Dewanti)
41. Jeritan Jiwa (Irfan Prasetya Yoga)
42. Rangkaian Pemulih (Mustika Ayu Puspitarani)
43. Puisi Putus Cinta (Tayana Mi’an)
44. Aku, Senja, dan Puisi (Suryaningrum Ayu)
45. Cinta, dalam Puisi (Nita Inara)
46. Mantra Luka Hati yang Menyala (Nawang Wulandari)
47. Sajak Bisu (Ika Al Wachidah)
48. Kata Di Ambang Masa (Vindy Putri)
49. Demikian Kita Lahir Sebagai Sepasang Kawan (Lasinta Ari Nendra Wibawa)
50. Diorama, Dialog Dua Hati (Jef Kenzie)

Dia Telah Memilikinya

1. Majnunku (Ummu Fatimah Ria Lestari)
2. Cinta yang Hakiki (Yudo Raharjo)
3. Putri, Jangan Menangis… (Astuti Lia Nugraheni)
4. Bersatu Dalam Cinta (Nenny Makmun)
5. Mencintaimu Tanpa Batas Waktu (Eka Restu Anggraeni)
6. Aku Saja (Ulya Uhirayra)
7. Demi Cinta Buat Seroja (Ahmad Shofyadi)
8. Jiwa Ini Meradang, Olehmu (Fransiska S Manginsela)
9. Bukan Aku (Mezia Kemala Sari)
10. Elegi Tiga Hati(Amma O’Chem)
11. Really Missing You (Ila Rizky Nidiana)
12. Kertas Lecek (Indra Lastiono)
13. Hati (Maharanisyah)
14. Faktanya Adalah… (Neny Silvana)
15. Jadikan Aku Pengantinmu (Asya Ran)
16 Diantara Khawatir dan Cemburu (Tirta Haria G)
17 Pada Sebuah Kenangan (Ade SM)
18 Jangan Cemburu… (Ayu Wulan R.)
19 Hati Keentah (Suhe Herman)
20 Embun, Obat Jiwa Racun Juga (Ahmed Ghoseen Al-Qohtany)
21 Rizkinya; Bukan Aku (Lina Astuti)
22. Apa yang Mesti Dihadapkan? (Rian Ibayana)
23 Cinta diam-diam (Ibeth Beth-i)
24 Kristal Tajam (Khairi Muhdarani)
25 Aroma Rasa (Lisna Nur Chairunnisa)
26 Sebongkah Hati (Popy G. Putri)
27 Mozaik (Afif afandi)
28 Petir Tanpa Hujan (Tetra Senja)
29 Bisikan Lembut Angin (Chinta Syahreza)
30 Mata Elang (Fath WS)
31 Kesenduan Hati (Vera Astanti)
32 Kurayu Tuhan, Menjagamu (Fanny Yanuarika Saputri)
33 Lara (Windy Asriani)
34. Yangbah (Antara Aku dan Soulmate)~(HW Prakoso)
35. Kuatkan Aku (Iis Aisyah)
36. Sekarat Cinta Kita (Rosikhul Iman)
37. Pelabuhan Sunyi (Syifa Nur Afif Giarsyah)
38. Sesak Terserak Retak (Tubagus Rangga Efarasti)
39. Kubenci Kamu dengan Cintaku (Fahmi Rahmina)
40. Dekapan Penuh (Fairuz Zamzami)
41. Ada Tak Nyata (Siti sarah Rahayu)
42. Lingsir Wengi (Adi Saputra)
43. Sebab Cinta (Suparno)
44. Terlambat atau Tersesat (Toni N)
45. Cinta Bertaut Asa (Nurlaili Sembiring)
46. Aku Cukup Bahagia (Adliya Eka Putri)
47. Origami (Aia)
48. Cinta dalam Kebisuan (Alberta Angela)
49. “Indah Namun Tidak Dalam Fitrah” (Opik Hidayat)
50. Dilema (Alin You)

— with Dhony Firmansyah and 13 others at LeutikaPrio.com.

ISBN: 978-602-225-249-8
Terbit: Januari 2012
Tebal: 221 halaman
Harga: Rp. 45.400,00
 
Deskripsi:

Inilah caraku dengan tulisan sederhana yang sengaja aku rangkai
Biarkan tulisan ini bergetar tanpa merdunya suara lisan
Biar hatiku yang bicara saat waktunya tiba
Izinkan aku mengagumimu dalam indahnya bongkahan kata-kata cinta
(Tri Hastuti)
 
Melalui sebaris kata, aku ungkapkan sebuah rasa
Kukirim melalui hembusan angin malam
Sebait syair penuh duka
 
Hanya sebait puisi. Tak akan mampu membuka hati
Karena ruang itu telah kau kunci. Dan kau simpan satu hati
Dalam lemari yang tersembunyi
(Nita Inara)
 
Akulah hati yang merana
Yang tak lagi bisa bersuara
Menatap kau pergi berlari tanpa tawa
Yang tak bisa lagi memanggilmu dengan nafas cinta
(Ranny Setya Rizkita)
 
Faktanya adalah…
Aku masih menyimpan pesan-pesanmu…
Aku masih membacanya berulang kali…
Aku masih mengingat semua kata-katamu…
(Neny Silvana)
 
For Review : PAH
Agama

Percikan Hidup

Percikan Hidup Setetes Tentang Persahabatan.

Tuhanku

Aku ingin menerima segala kegagalan yang sedang aku alami.

Meski hati berkeras untuk tidak memperdulikan sekeliling, tapi hati kecil tetap tidak bisa berdusta.

Di dunia  memang bukanlah suatu yang abadi jadi jangan berharap akan sesuatu yang akan selalu setia dan menemani, demikian dengan sahabat.

Sudah berapa lama kita bersahabat tidak akan menjamin akan memahami kita sepenuh hati dan menjaga hati kita.

Semua selalu ada keterbatasan, yang harus kita sadar bahwa seorang sahabat adalah seseorang yang siap juga jadi sahabat orang lain, yang bukan untuk diri kita sendiri.

Kalau pikiran kita dan perasaan kita sudah seperti itu yang ada kita tak akan mempunyai sahabat dan hanya mempersempit diri saja dan semakin kita terkotak dalam lingkup kecil.

Meski di awal sangat menyakitkan seseorang yang kita anggap sahabat akan selalu mengerti kita sepenenuhnya selama ini, saling share bersama hingga kita sadari awal, ternyata sahabat kita juga harus berbagi dengan orang lain yang kita sendiri sebenernya tidak suka! orang saat dekat itu adalah orang yang telah menyebabkan keterpurukan.

Menyakitkan ? Jujur sesaat sangat menyakitkan dan tidak perlu diungkapkan. Lebih jauh kita memandang itu bukan salah sahabat, tetapi itulah keadaan dan situasi, karena kita juga tidak bisa meraba apa yang ada di hati yang terdalamnya, dan dimanakah sahabat menempatkan kita dalam lemari hatinya.

Apapun itu sahabat kita, tetaplah menjadi sahabat. Rasanya tak penting lagi “sakit yang terpecik” , karena sebenernya “sakit yang nyata” bila kita kehilangan kepercayaannya untuk terbuka dengan diri kita selalu, tetap menganggap kita masilah sahabat yang setia.

Biarlah kita hanya menjadi bagian hati, dan bukan mengusai hatinya.

Biarkan sahabat kita juga menjadi bagian-bagian lain yang dia anggap layak. Dan kita tetap pada posisi yang dianggap nyaman baginya.

Kadang kita dipaksa untuk siap menerima segala perubahan, semua perubahan karena inilah kehidupan yang berputar.

Frendship Forever for Every One…