Edukasi

Dari Antologi Dokter : Dokterku Baik Dokterku Ganteng

Dokterku Baik Dokterku Ganteng

 

            Berawal pada kehamilan pertama yang seru…,aku hamil setelah hampir 6 bulan menjalani perkawinan. Semua berjalan baik, dokter kandunganku pertama kali adalah seorang dokter yang sudah berusia lanjut, bisa dibilang dokter senior. Aku sangat cocok dengan beliau, karena sebelum hamil aku dan suami sudah kontrol kondisi kita kenapa belum hamil juga, ternyata sebulan dari cek aku sudah positif.

            Hingga tidak terasa kehamilan melangkah pada usia ke tujuh bulan, tiba-tiba kami tersadar kalau rumah sakit tempat praktek Dokter Aryo (samaran) adalah bukan rumah sakit provider dari asuransi kantor suami. Rumah Sakit ini memang provider kantor aku, jadi setiap kontrol kehamilan aku hanya menyerahkan kartu asuransi saja tetapi kalau kelahiran menggunakan asuransi kantor aku ternyata hanya diganti 30% baik normal atau caesar, sedangkan menggunakan asuransi kantor suami full cover . Mulailah di usia kandungan tujuh bulan ini kami mengalami kebingungan. Aku juga dilema, apakah aku harus mencari dokter lain yang praktek di Rumah Sakit yang sama-sama menjadi provider asuransi kami ? ataukah kami mengeluarkan biaya persalinan sendiri bila bertahan melahirkan di Rumah Sakit  demi kenyamanan yang sudah aku rasakan terjalin dengan dokter Aryo?

            Suamiku mencari informasi dokter kandungan dengan teman-teman kantornya yang sudah mempunyai anak dan melahirkan pada rumah sakit provider. Beberapa teman mereferensikan dokter Fikri, seorang dokter spesialis kandungan yang berorientasi pasien-pasien yang dilayaninya untuk melahirkan normal. Ada cerita istri dari sahabat suami di kantor dari anak pertama dan kedua memakai dokter Fikri, pada kehamilan yang kedua janinnya kelilit dan sudah pecah ketuban mungkin bila dokter lain atau dokter jaman sekarang yang nota bene lebih suka melakukan Caesar, tapi dengan dokter Fikri berhasil lahir normal. Dokter Fikri juga sabar dan enak untuk konsultasi berbagai hal.

               “Gimana Bu, kita mau coba pakai dokter Fikri saja? Karena kalau Ibu melahirkan di Rumah Sakit ini kita tidak perlu pusing memikirkan biaya persalinan, semua di-cover kantor Ayah?” kata suamiku. Akhirnya aku mempertimbangkan biaya memutuskan untuk mengikuti saran suami. Setelah dokter Aryo membuat riwayat kesehatan sata dari belum hamil hingga kontrol terakhir, termasuk hasil cek laboratorium pemeriksaan virus rubella, toxso plasma,cmv yang hasilnya negatife semua.

               Tiga hari berikutnya kami mulai menganteri dokter kandungan baru, aku termasuk orang yang sulit untuk langsung nyaman dengan dokter baru. Maka itulah sedari kecil kalau aku sakit juga akan sembuh dengan dokter yang sudah memegang aku sedari kecil juga, pernah coba ke dokter lain ternyata tidak sembuh, agak repot juga. Tetapi terakhir masa-masa kuliah aku rubah sifat yang rasanya tidak rasional, pas kuliah dan jauh dari orang tua  tiba-tiba sakit mau tidak mau aku periksa dokter dekat kampus dan ternyata sembuh juga. Jadi bisa diambil pelajaran juga, membuat aku untuk berani berhadapan dengan beda dokter.

               Ternyata dokter kandungan baruku ini masih muda, cakep banget (ha ha ha) jadi semangat tapi malu juga ya secara nanti yang diobok-obok hal yang paling pribadi, yang hanya dimiliki suami. Seperti biasa pemeriksaan dimulai dengan timbang badan diukur berapa berat badan dan kenaikannya, tensi dan DI USG untuk melihat posisi janinnya. Semua baik-baik saja, dokter Rino mempelajari surat riwayat kesehatan yang merupakan referensi, terus mengaguk-angguk. Dan menanyakan alasan kepindahan kami, suami yang menjelaskan alasannya dan memang benar kata teman-teman suami, dokter Fikri seorang dokter baik dan komunikatif bahkan sesekali suka melemparkan joke. Dan pengalaman anak pertma tentu saja banyak hal yang aku tanyakan termasuk keluhan mulai buang air besar yang kadang susah, dokter Fikri menjelaskan karena asupan zat besi yang berlebih juga bisa jadi penyebab, untuk mengatasinya harus banyak makan serat yang ada dalam sayur dan buah-buahan.

               Sepanjang perjalanan suami menguatkan “Alhamdulillah ya dokternya baik dan nggak kelihatan kesal walau pegang mulai usia kandungan Ibu mulai tujuh bulan,” kata suamiku lega. Dalam hatiku menambahin,”Ganteng lagi.”

               Dan saat usia kandungan 8 bulan aku mulai diminta kontrol 2 minggu sekali, dan di usia kandungan ini aku mengalami keputihan yang berlebih, aku malu mau bilang hal ini, jadi aku tahan tapi ternyata rasa gatel dan panas akibat keputihan tidak bisa aku tahan. Akhirnya suami malah yang ngomong, “Ngapain malu, nggak apa-apa itukan demi kesehatan kalau ada apa-apa malah bahaya buat janin.”

               “Ya udah mari kita cek dulu seberapa parah keputihannya.” Kata dokter Fikri. Waduh malu sekali untuk pertama kali ngangkang-ngangkang, tapi dokter Fikri tenang dan hanya bilang “Maaf, ini harus dibersihkan dulu biar nyaman. Sus tolong…(nggak tahulah cairan apa di masukan, dan dokter Fikri mulai membersihkan jamur yang aku juga nggak ngerti tebalnya kaya apa), hanya susternya juga bilang “Banyak Bu, tebal kaya bedak…tapi memang kadang orang hamil bisa mengalami jamur berlebih di vagina karena hormon dan kurang jaga kebersihan.”

               Waktu berlangsung cepat tidak member kesempatan aku untuk malu, “Ini saya resepkan obat yang dimasukan vagina, sehari sekali malam saja menjelang tidur dan selama 1 minggu lebih jangan berhubungan suami istri dulu, gimana sudah terasa lebih nyamankan ? setelah dibersihkan ?”

               Memang benar, terasa jauh berbeda setelah ditangani dokter Fikri,  benar-benar pengalaman berharga aku bisa share buat bunda lain untuk jangan malu bila menghadapi hal seperti aku apalagi bila dokternya pria, ternyata bagi mereka ini hal biasa. Sikap dokter Fikri juga tidak menyalahkan aku yang kurang jaga kebersihan, cenderung memberikan tips sebaiknya memakai celana dalam katun yang mudah terserap dan tidak lembab, juga tidak perlu memakai pembersih kosmetik macam-macam. Top banget deh dokter kandunganku, aku merasa nyaman.

                Perkiraan kelahiran adalah 4 April 2008 ternyata pas tgl 24 Maret 2008, pas hari pertama cuti di hari Senin dari pukul 03.00 pagi sudah tidak bisa tidur, begah sekali rasanya, mau tidur miring kanan atau kiri sudah tidak nyaman. Aku coba paksain dan sempat terlelap tapi tiba-tiba seperti pipis yang tidak bisa ditahan, seerrrkeluar air baju tidur basah. Aku langsung cek dan ternyata ada sebercak darah, ini adalah tanda-tanda kelahiran. Pas adzan subuh aku mandi dan sholat terus kita berangkat ke Rumah Sakit. Kami hanya berdua karena Mamaku baru berencana seminggu lagi ke Jakarta, ternyata kelahiran aku maju sepuluh hari dari perkiraan.

            Sampai di Rumah Sakit langsung periksa dalam, aseli aku takut banget tapi sudah aku pasrahkan, ternyata sudah pembukaan dua. Aku langsung di tempatkan ruang kamar tunggu, ternyata di sebelah aku juga sama-sama pembukaan dua. Tetapi bunda tersebut malah menangis karena mulai mules, sedangkan aku tidak merasakan mules sama sekali. Semua suster juga membimbing dengan tenang.

            Sampai satu jam tetap tidak mulas, sementara jam sudah menunjukan pukul 06.00, suster telephone ke dokter sebelumnya aku diperiksa lagi untuk detak jantung jadi setiap ada detakan aku disuruh memejet tombol, dari situ terbaca grafik kalau bayi aku seperti terlalu nyaman tidak ada pergerakan makanya aku tidak mulas-mulas.

            Karena waktu masih pagi dan dokter Fikri juga masih berada di rumahnya, sementara hari senin adalah hari yang sangat macet di Jakarta, semua monitoring dilakukan lewat telephone, dan setiap informasi aku dan suami diberi tahu.

Akhirnya aku dipacu atau diinduksi, dengan di suntik pada punggung tangan diberi infuse, setelah setengah jam dari infuse dipasang aku mulai merasakan mulas bertahap, bertahap … mulas seperti mau buang pub. Jam semakin mereambat pas pukul 13.00 pembukaan sepuluh, dokter Fikri sudah datang langsung aku di bawa ke ruang tindakan. Wah itu mulas sudah yang sangat hebat, aku sempat berteriak “Mulaass Suster…” dan jawaban suster, “Hayooo ingat-ingat dong senam hamilnya, kalau mulas tarik nafas.” Dan aku balik jawab, “Hadoooh lupa Suster, nanti mengejan gimana ya…” Sekilas suster tersenyum mendengar jawabanku. Kalau ingat aku tersenyum sendiri, karena cerewet banget menjelang kelahiran. Untunglah suster-suster yang bertugas sangat sabar dan baik. Akhirnya pembukaan sempurna semua berjalan begitu cepat aku merasakan puncak mulas dua kali, Tarik nafas! Mengejan ! Bersambung Tarik Nafas dan Mengejan! Sekuatnya semua sungguh cepat dan tiba-tiba rasanya aku seperti menumpahkan semua diperut, sesuatu yang besar. Allahu Akbar.

              Alhamdulillah terdengar tangisan bayi. Subhanallah semua kenangan ini melekat dalam memory. Melihat bayi mungil seberat 3.5 masih tersisa darah dan air ketuban sangat lucu, semua sakit, mulas hilang seketika.

Masih sempat dokter Fikri bercanda saat menjahit luka persalinan, “Bapak, ini saya jahit nggak rapet ya…, biar bisa hamil lagi.” Sambil tersenyum.

               Hiyaaa jadi ketawa karena joke dokter Fikri, sungguh puji syukur kami panjatkan semua yang Allah anugerahkan terhadap kehamilan pertama dari mitos injak jari wanita hamil hingga bisa melahirkan normal dan terakhir bisa memberikan Air Susu Ibu Exclusive semua terangkum dalam diary hati yang indah.

               Setahun anakku Filza Azkiya, aku hamil lagi dan kita sudah mantap untuk tetap memakai jasa dokter Fikri, dan Alhamdulillah anak kedua berlangsung lancer dengan kehamilan normal, bahkan sampai sekarang anakku usia 1.4 tahun aku masih memberikan ASI.

               Berbicara untuk saran dan kritik sebagai dokter yang tugasnya melayani masyarakat diharapkan jadilah dokter yang friendly, karena seorang pasien membutuhkan kenyaman dari sakit atau masalah yang diderita. Berikan penjelasan dengan bahasa orang awam mengenai obat-obat yang akan diberikan sesuai dengan sakit yang diderita pasien. Bersedia memberikan nomor telephone bila pasien ada masalah setiap saat bersedia dihubungi. Jangan mengejar target kerjasama dengan perusahaan farmasi yang bisa membutakan nurani akan obat-obat yang seharusnya dikonsumsi pasien, karena ada target dari kerjasama jadi meresepkan yang sebenarnya tidak perlu atau tidak melihat ekonomi pasien, selain sakit yang diderita otomatis ditambahin beban pembayaran obat yang semakin mahal. Jadilah seorang dokter yang berhati manusiawi karena melayani seorang manusia dan bukan binatang yang bisa dijadikan kelinci percobaan.

Mengenang kembali dokter Reino Rambey,Sp.OG

Dokter Reino Rambe, Sp.OG parktek Di Rumah Sakit Haji Pondok Gedhe Bekasi, RS Tambak Jl Tambak no.18 Manggarai Jakarta Pusat 10320 (021)-2303444 dan RS Kepolisian Pusat-Sukanto Kramat Jati – Jakarta Timur

9 thoughts on “Dari Antologi Dokter : Dokterku Baik Dokterku Ganteng”

  1. maaf bun, jadi sebenarnya dokter favorite bunda itu dokter Fikri atau dokter reyno yah? aku lagi bingung bgt nie, krn aku priksa di RS.HAJI dengan dokter Tyas tpi sepertinya saya kurang cocok dengan beliau, makanya skrng lagi searching2 dokter Spesialis Kandungan yg bagus di Haji selain dokter Ita, karna byk yg bilng dokter ita itu bagus, hanya saja beliau praktek di hari senin-jumat dan saya tidak bisa krn kerja, jdi saya bisa priksa di weekend aja.

    1. Hehehe…aku memang Bunda dokter cocok2 an…aku samapai anaka 2 semua Dokter Reino Rambey. Orangnya sabaar banget padahal dua kali aku ke beliau kalo kandungan udah masuk 7 bulan he he he … tapi dia gak marah dan gak kesal. Aku dengan beliau dua-duanya normal, Alhamdulillah dan Subhanallah…beliau juga bersedia share handphone jadi ada apa2 bisa dihubungi. Aku juga ngantor dilu Senin – Jumat jadi Sabtu jam 11 an deh beliau praktek (kalau tidak ada perubahan). Semoga Bunda tidak bingnung lagi… Feel Free kalau mau konsultasi seputar kehamilan, dengan senag hati akan saya share 🙂 Bunda juga bisa baca Seputar ASI di sini….

      1. hai bundaaa noor, kemarin sabtu (21 April 2012) akhirnya aku cek kehamilanku dengan dokter Reino loh dan pasiennya banyaakk aku dpt no.17 ( dalam hati “waduh byk juga pasiennya, pasti ini dokter bagus”) aku nunggu lumanyan lama cuma aku pikir ngga apa2 deh demi dede dan demi cocok nemu dokter kandungan dan ternyata benar beliau baik bgt, aku cocok dengan Dokter Reino orngnya banyak omong mksdnya byk kasih masukkan2 , ngga seperti dokter yg sebelumnya cuek bgt, dokter reino juga ramah pokoknya apa yg bunda noor tulis di artikel atas bner bgt, hehehee untung aku searching2 di google dan nemu tulisan bunda noor, makasih ya bun , akhirnya aku nemuin dokter yg cocok 🙂 , tapi hari ini (senin ,23 april 2012 ) tiba2 aku sakit gigi padahal dari dulu aku gak punya riwayat sakit gigi bun 😦 sedihh dan belom sempet ke dokter gigi dan juga ngga berani minum obat sembarangan. oia klo kita priksa sama dokter Reino kemungkinan nti klo melahirkn sm beliau juga ya bun? atau nti beda dokter yg mengangani kelahiranku nti ( masih lamaa sie ,masih Oktober aku ) skrng baru masuk 13week kehamilan aku

        tks yaa buun 🙂

  2. Syukurlah Bunda semoga cocok, aku sampai kelahiran 2 puteriku beliau yang tanganin 🙂 dan langsung semuanya dari periksa dalam dan proses lahir ditangani Dr Reino dengan sabar. Aseli beliau sabar dan cepat dalam mengatasi kelahiran. Oiya Bun jangan makan obat sembarangan, paling rebusan daun sirih buat kumur. Atau air garam juga bisa buat kumur-kumur.
    Ok bunda take care…pokoknya semangat beraktivitas akan mengurangi sick morning 🙂 tapi jangan kecapaian mengingat 3-4 bulan masa yang rawan :)….semangat…

    1. salam kenal bu noor…..sy jg pasien Dr Reino Rambe…mmg beliau orgnya baik banget bahkan anak ke 3 sy dikasih nama Reino setelah minta ijin dr beliaunya dg harapan mudah2an bs ikut jejak beliau….boleh tanya punya no hp Dr Reino sy mau minta krn sepupu sy ada mslh dg kandungannya…maksudnya mau sy share sm beliau….trims atas infonya

  3. iya Bun , makasih
    udah hopeless bgt , sakit gigi gak enak bgt 😦 , pengen buru2 ke dokter gigi .

    tpi mudah2an segera berlalu , semangaaattt

  4. Hi bunda noor salam kenal yaa.. saya baca tulisan bunda ttg dr.reino, shg memantapkan hati saya utk pindah konsul k dr. Reino ini setelah sblmnya direkomendasikan oleh kk ipar saya. Tadinya saya ragu utk memilih Dsog laki2 tp setelah saya konsul dg dr. Reino betul sekali beliau sabar dan bs menenangkan pasiennya. Kebetulan sya ada kendala flek pada kehamilan pertama sya ini yg msh berusia 8 mgg (bila dihitung dr hpht) dokter sya sebelumnya perempuan namun penjelasan beliau membuat saya stress.. beliau katakan kantung janin saya bertambah namun perkwmbangan dibawah stndar lalu saya serta suami hrs menyiapkan mental bila janin sy tidak berkembang pada pemeriksaan berikutnya..walaupun setelah itu beliau menyemangati saya ttp saja sya kepikiran. Dan saat timbul flek dktr hanya berikan penguat dan hrs kmbali bila flek berlnjut. Sjk itu saya memutuskan utk cari dokter lain utk dpt second opinion. Akhrnya saya bs tenang atas penjelasan dari dr.reino. Doakan saya dan kandungan sehat dan perkembangannya baik ya bun.. maaf saya jd curhat panjang 🙂

Leave a reply to permata indah Cancel reply